Tentang Minum Susu Pabrikan

Beberapa dari kita (masih) mengira susu adalah salah satu sumber nutrisi yang sangat baik. Bahkan prinsip makan sehat peninggalan dekade 50-an, yang kini sudah tidak digunakan lagi, menempatkan susu sebagai penyempurna makanan sehat. Tapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan pengiraan tersebut mulai tergeser dan ditemukan hal-hal yang lebih faktual tentang pengaruh susu pada kehidupan kesehatan manusia. 

Beberapa contoh artikel yang bisa ditemukan seputar masalah susu bisa dibaca di sini dan ini. Terkait pandemi, mitos tentang susu sebagai pendongkrak kesehatan kembali menjadi eforia jalan pintas bagi banyak orang yang putus asa dan tidak tahu harus melakukan apa. Mereka memborong susu pabrikan dalam berbagai bentuk kemasan untuk mendapatkan perlindungan kesehatan. Benarkah demikian? Semoga paparan berikut bisa lebih menjelaskan.


Produk Pabrikan Harus Melalui Pemanasan 

Segala sesuatu yang melalui proses pabrikan dan harus dijual ke pasar bebas harus melalui proses yang menjamin produknya bebas dari bakteri, virus, parasit atau jasad renik berbahaya lain yang bisa membahayakan pembeli produk pabrikan itu. Untuk makanan minuman teknik yang palingumum digunakan adalah proses pemanasan. Nama populernya Pasteurisasi. Diambil dari nama Louis Pasteur, ilmuwan terkenal di mana metode pemberantasan jasad renik yang dianggap berbahaya milik beliau menjadi pedoman dasar di banyak cabang ilmu, terutama kesehatan. 

Untuk susu berikut adalah teknik pemanasan populer yang digunakan

Pemanasan Suhu Tinggi Singkat 

Teknik ini biasa disebut High Temperature Short Time. Susu dipanaskan pada suhu diatas 72 derajat Celcius selama 15 detik. Ini teknik paling populer yang digunakan beragam produk susu pabrikan.

Pemanasan Suhu Sangat Tinggi

Biasa dikenal dengan istilah Ultra High Temperature. Teknik Pasteurisasi penggunaan suhu 120-130 derajat Celcius selama 2 detik. Bisa juga suhu lebih tinggi dengan waktu lebih cepat. Teknik yang biasa disebut UHT ini dianggap produk pamungkas dan hasil susunya dianggap sebagai produk terbaik untuk kesehatan.

Apakah benar? Kita kembali ke fakta temuan mendasar kekinian tentang susu bagi manusia yang tidak menguntungkan. Apakah efek dari pemanasan demikian? Bisakah membuatnya menjadi lebih baik?


Pemanasan Merusak Bentuk Dasar

Secara mendasar susu memiliki kandungan yang berguna bagi peminumnya, bayi mamalia. Dengan catatan diberikan dari induk dengan spesies sama. Misalnya enzim Laktase pengurai gula susu, enzim Protease pengurai protein, dan Lipase si pengurai lemak. Kenapa cuma membahas enzim? Bagaimana dengan kandungan protein, kandungan vitamin D misalnya yang lebih populer identik dengan susu? 

Kembali pada isu utama pemanasan. Enzim adalah elemen yang sangat sensitif pada pemanasan. Di suhu 45-48 derajat Celcius ia mulai mengalami kerusakan dan mati total pada suhu 100-115 derajat Celcius. Padahal enzim, adalah katalis atau pemicu reaksi yang maha penting. Tanpa enzim banyak proses metabolisme menjadi terhambat dan bermasalah. Bayangkan susu masuk ke tubuh manusia dengan enzim yang sudah tidak berfungsi. Banyak sekali proses yang stagnan lalu memberi masalah kesehatan. Apalagi stagnansi tadi terjadi pada elemen-elemen yang dianggap krusial dari susu, seperti protein misalnya.

Dalam dunia kesehatan holistik, ada teori yang mengatakan saat makanan nisbi enzim disantap lalu bergerak ke dalam sistem cerna, dia akan dianggap musuh. Jadi sistem pertahanan tubuh akan diaktifkan begitu makanan seperti demikian masuk. Bayangkan betapa sering daya tahan teraktifkan kalau untuk setiap makanan tak berenzim dimasukkan dalam tubuh? Betapa banyak energi tubuh mubazir untuk hal tidak perlu. Apalagi saat Anda sedang sakit, sesuatu yang sia-sia ini jelas menyulitkan proses penyembuhan.

Jadi sulit bicara manfaat minum susu pabrikan. Kalau secara mendasar saja tubuh sudah kesulitan mencerna dari awal. Karena susu tersebut yang dipanaskan secara radikal sudah berubah total dari bentuk dasarnya. Sesuatu yang awalnya saja sudah tidak baik untuk kesehatan, menjadi berlipat ganda masalah yang diberikan. Di sini, terkait makanan, sebelum menghitung manfaat, terlebih dahulu kita harus mengingat efek masalah yang ditimbulkan. Sebuah paham yang sangat diperlukan, terutama di masa pandemi. 


Comments

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan