Salah Kaprah Nasi Merah Part 2
Arsenik ada dalam ragam bentuk:
1. Organik
2. Anorganik
Yang anorganik ditengarai bersifat karsinogen, unsur yang mungkin bisa menjadi penyebab kanker.
Efek racun arsenik biasanya muncul bila tubuh terpapar racun ini dalam dosis tinggi. Catat ya, dosis tinggi! Dalam jangka pendek maupun panjang, paparan Arsenik 'dosis tinggi' bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Jadi dosis tinggi yang bahaya
Manusia dapat terpapar Arsenik dalam jumlah kecil dari udara, air minum, dan makanan sehari-hari.
Mayoritas sumber organik, tergolong dosis rendah
Paparan Arsenik yang lebih besar, dosis tinggi, biasanya berasal dari lingkungan industri atau aktivitas skala besar.
Meskipun ditengarai berefek meracuni, Arsenik tidak identik timbulkan dampak yang sama berbahaya pada manusia.
Itu sebabnya kita memang bisa menemukan Arsenik organik dalam makanan, seperti nasi, ikan, dan kerang. Tapi karena basisnya organik kadarnya digolongkan dosis rendah
Banyak penelitian menggolongkan Arsenik organik sebagai "zat yang (mungkin) bersifat karsinogenik tapi belum tentu menyebabkan kanker"
Terkait beras, ada penelitian di Queen’s University di Belfast, Irlandia Utara menguji cara memasak nasi untuk melihat pengaruhnya pada tingkat Arsenik dalam nasi.
Metode teraman adalah melibatkan mencuci dan membilas beras, direndam beberapa jam. Kemudian airnya ditiriskan hingga kering. Idealnya pandingan air dan beras 5:1 untuk menanak.Cara ini memangkas tingkat Arsenik hingga separuh dosis normalnya.
Lagipula kadar racun seperti Arsenik dalam makanan alami itu sebenarnya fenomena biasa. Banyak contoh lain dan mayoritas tidak mematikan
Misalnya kandungan sianida dalam buah dan sayuran
Biji apel ditengarai mengandung sianida
Tapi terpaparnya harus dalam kondisi dikunyah lumat dan dosisnya antara 50 - 100- an miligram. Padahal sianida perbiji apel hanya 4 mg.
Iseng amat ngunyah biji apel banyak-banyak?
Daun Pepaya Jepang misalnya juga ditengarai mengandung sianida.
Tapi saya pribadi suka memanfaatkan dalam jumlah terbatas untuk lalapan dalam bentuk pucuk. Atau yang tua untuk bahan jus smutis.
Alhamdulillah, baik-baik aja
Malah secara turun temurun daun pepaya Jepang telah lama dikenal sebagai makanan bermanfaat untuk masalah sembelit, diabetes hingga masalah pernafasan
Mosok nenek moyang kita meresepkan sebagai obat kalo tumbuhan ini mematikan?
Jadi paham ya?
Menakut-nakuti makanan tertentu, terutama yang dekat kontennya dengan alam, punya kandungan berbahaya, harus disikapi teliti.
Karena makanan alami, terutama yang berbasis vegetarian, seperti beras merah.Adalah bagian dari cara mudah, murah menjadi sehat yang sudah ditentukan semesta.
Jangan sampe salah arah karena info dengan pemahaman setengah.
Lagian yang ngasih tau beras merah itu bahaya karena mengandung arsenik, bakal bereaksi apa ya kalau dikasih tau makanan yang dia rekomendasikan juga mengandung masalah?
Kacang-kacangan dan kentang misalnya
Gimana kalau dibahas banyak kacang yang mengandung fosfor sejenis mineral yang bisa beri efek kurang baik bila dikonsumsi mereka (yang sudah menderita) masalah ginjal?
Atau kentang yang bisa bersifat beracun saat kita mengkonsumsi yang sudah tumbuh tunas.
Kira-kira bakal dipelintir "makan kacang dan kentang itu bahaya lho, guys" gak ya?
Gitu deh
Miliki pemahaman yang tepat terkait masalah makan sehat. Pahaminya yang mendasar aja. Gak usah njlimet. Itu seringkali sudah cukup
Jadi gak gampang resah atau galau dibego-begoin informasi salah atau yang antusias berbagi paham setengah-setengah
Comments
Post a Comment