Minum Kopi dan Gangguan Tidur
“Wah kak, gue berenti minum kopi, insom gue langsung ilang! Parah juga ya efek kopi?” Ujar adik saya dalam satu kesempatan. Beberapa hari sebelumnya ia mengeluh selalu kesulitan untuk bisa tidur. Entah itu tidur terlalu larut, baru bisa jelang dini hari, atau sekedar tidak mendapatkan tidur berkualitas. Tahu akan kebiasaannya, saya cuma mengatakan “Ya lu minum kopi muluk, gimana gak keganggu tidurnya?”
Saya sebenarnya gak mengira kalau dia berani bereksperimen berhenti minum kopi. Tahu bahwa dia tergolong orang yang kecanduan. Paling top kalau diingatkan cuma bilang “Gue minum gak pake gula kok” Biasanya saya tidak bereaksi lagi dengan jawaban begitu.
Tapi ada apa sebenarnya dengan kopi dan gangguan tidur?
Efek Kafein
Kita bisa memulai dengan mengenali proses tidur. Diantara beberapa proses tidur, salah satu yang paling dikenal adalah cara bekerja senyawa bernama adenosin. Zat ini bekerja dengan menempel pada penerima rangsangan dalam saraf, yang lalu menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang membuat kerja saraf terkait menjadi melambat. Dengan kata lain, adenosin berperan besar dalam melambatkan kecepatan kerja tubuh yang berujung membuat mengantuk. Lalu otak akan memerintahkan tubuh beristirahat sesuai kebutuhan, tidur! Kafein, berdasarkan penelitian Dongen HP, Price NJ, dan beberapa ilmuwan lain, ditemukan memiliki efek berlawanan terhadap adenosin.
“Secara farmakologis, kafein adalah antagonis reseptor adenosin. Dengan demikian, tampaknya efek kafein berpengaruh besar pada efektivitas kinerja adenosin”Demikian isi kesimpulan penelitian tersebut. Dari sana kita bisa menarik mengapa kafein yang banyak terdapat dalam kopi berpengaruh besar dalam menghambat kemampuan tubuh beristirahat dengan tidur.Tidur terkesan remeh bagi sebagian orang. Sehingga gangguan kopi terhadap tidur mereka acap tidak terasa. Beberapa merasa selama mereka bisa ‘tidur’ dalam beberapa waktu, gangguan tidur dirasakan tidak ada. Di sisi lain, berdasar aspek anggap remeh, kurang tidur juga dianggap bukan masalah bila logika ‘balas dendam’ atau ‘membayar hutang’ tidur, bisa dilakukan. Saat efek kafein berkurang dan tubuh bisa memproduksi cukup adenosin untuk tidur, dan seseorang terlelap di jam yang sebenarnya tidak normal, dianggap tidak memiliki masalah tidur. Sayangnya pola berpikir demikian adalah akar banyak masalah kesehatan yang sangat serius
Mengacaukan Ritme Tubuh
Sebenarnya saat tidur tubuh kita melakukan pembenahan besar-besaran. Metabolisme atau “proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup” berlangsung besar-besaran saat kita tidur. Pergantian sel, perbaikan jaringan, dan banyak sekali hal penting terjadi di jam-jam tubuh tidur. Saat momen penting ini terganggu betapa banyak hal vital yang kacau dan berujung pada kerusakan tubuh secara jangka pendek ataupun panjang.
Minum kopi secara rutin dalam jumlah berapa pun juga potensial merusak ritme tubuh, saat sudah masuk ke level membuat gangguan tidur. Semakin Anda kurang tidur, tubuh akan memproduksi senyawa adenosin dalam jumlah yang jauh lebih banyak. Tumpukan adenosin diharapkan tubuh bisa membuat otak menangkap sinyal untuk beristirahat. Jadi Anda bisa sekali merasa mengantuk di saat seharusnya sedang dalam jam produktif. Konyolnya, saat mengantuk di waktu tidak tepat, tebak apa yang dilakukan banyak orang? Ya, minum segelas atau bergelas-gelas kopi. Akhirnya tumpukan adenosin dan kafein terjadi tumpang tindih serta membuat siklus hidup semakin kacau. Contoh sederhana betapa kafein bisa merusak ritme tubuh.Jangan lupa kurang tidur sudah ditengarai identik dengan banyak penyakit serius. Dari yang sederhana seperti tampilan lebih tua dari usia sesungguhnya. penyakit degeneratif seperti stroke hingga kanker. Tidur bukan perkara sepele, ia adalah bagian yang sangat penting dalam memelihara kualitas hidup. Sebaiknya itu jadi pertimbangan setiap Anda, dengan pembenaran apapun, menjadikan segelas (atau bergelas-gelas) kopi sebagai bagian dari gaya hidup harian. Apalagi bila sudah mengganggu waktu tidur Anda.
Comments
Post a Comment