Menjaga PH Darah Menjaga Kesehatan

Ilmu merawat tubuh dan mencegah penyakit adalah satu cabang ilmu kesehatan yang abai dikembangkan. Kebanyakan masyarakat, dan industri dunia kesehatan lebih fokus pada upaya mengobati, yang suka atau tidak suka berlandaskan pada kondisi seseorang harus jatuh sakit dulu baru dipikirkan tindakan apa yang diambil? 

Bertahun-tahun kita membiarkan kondisi ini terjadi, akibatnya biaya kesehatan jadi rentan meroket dan banyak masalah menjadi terkaburkan atau dipendam diam-diam. Masalah itu lalu memuncak saat terjadi pandemi akibat penyakit menular yang serius. Terbukti konsep pengobatan di dunia kesehatan konvensional kewalahan dan gagal menghadapi masalah ini saat ia menjadi urusan global. 

Kita harus kembali ke hal yang lebih fundamental.


Tentang Keseimbangan PH darah

Dalam buku The Secrets of People Who Never Get Sick atau “rahasia orang yang tidak pernah jatuh sakit”, penulis best seller Gene Stone membuat bab yang cukup menarik. Yaitu menjaga keseimbangan PH. Sudah lama menjadi rahasia mereka yang sehat karena memelihara kebiasaan baik dalam menjalani kehidupan, sehingga mereka relatif sulit terserang penyakit dan memiliki kualitas hidup yang panjang serta awet muda. Apa itu?

Secara sederhananya seperti ini. PH itu singkatan dari Potential Hydrogen atau konsentrasi dari kandungan ion hidrogen dalam sebuah cairan atau media. Makin tinggi kandungan hidrogen dalam sebuah media, makin asam PH-nya, dan sebaliknya maka PH-nya akan relatif menjadi basa. PH diukur dengan skala angka 1 serta 14.  Angka 1 (atau 0) menjadi sangat asam sementara 14 menjadi sangat basa. Kebanyakan air dalam kondisi normal, mengandung mineral yang cukup, ada di angka netral 7.0. Tapi air yang terkontaminasi atau diperlakukan dalam kondisi tertentu bisa berubah menjadi asam atau basa.

Tubuh manusia memiliki PH darah di kisaran 7.36 – 7.42, netral tapi cenderung basa. Ini angka yang tidak bisa main-main dijaga oleh tubuh. Banyak sekali energi digunakan untuk menjaga agar ia berada di titik ini. Bila tidak terjaga baik, beragam fungsi organ atau sistem akan menjadi berantakan. Itu sebabnya PH darah di kisaran general 7.4 biasa disebut dengan istilah homeostasis. Secara harfiah istilah itu menekankan pada kata 'rumah' dan 'statis', rumah yang statis atau stabil. Dengan kata lain dianggap bagaikan ‘rumah yang stabil’ agar semua fungsi bisa berjalan normal. Angka homeostasis ini dijaga mati-matian oleh tubuh.


Teori Antoine Bechamp

Manusia bisa ‘membantu’ tubuh menjaga PH darah di titik netral cenderung basa ini.  Bagaimana caranya? Mari kita simak teori yang dikeluarkan oleh Antoine Bechamp, ilmuwan Perancis yang pemikirannya menjadi dasar bagi banyak pengobatan farmasi modern saat ini, dari mulai ilmu naturopati, perawatan daya tahan hingga pengobatan kanker. Dia juga dianggap sebagai salah satu pilar penemu prinsip ilmu perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit, yang sayangnya sekarang sering digolongkan sebagai pengobatan alternatif. Yang dijuluki sebagai upaya kesehatan kelas dua.

Menurut Bechamp, banyak sekali masalah kesehatan terjadi karena tubuh tidak dimudahkan menjaga PH darah berada di titik seimbang yang cenderung basa. Ia mengkritik teori Louis Pasteur, salah satu tokoh pemancang tonggak standar kesehatan modern, yang mengatakan penyakit itu dipicu oleh beragam mikro organisme jahat yang menyerang tubuh. Menurut Bechamp, bakteri, virus, parasit bisa merusak, karena pertahanan tubuh gagal mengantisipasi keberadaan mereka. Jadi bukan mikro organismenya yang menyebabkan penyakit. Oleh Bechamp, menjaga kondisi homeostasis, adalah mutlak untuk membuat tubuh sehat. Di mana produk turunan dari tubuh sehat adalah kemampuan untuk menolak masuknya virus, bakteri dan lain sebagainya. 

Perseteruan Bechamp dan Pasteur menjadi salah satu intrik legendaris dalam dunia sains kesehatan. Pada kenyataannya secara populer teori yang dikemukakan Pasteur lebih dirangkul oleh dunia konvensional, ditengarai karena industri bisa mendapatkan banyak keuntungan bila paham Pasteur tentang disinfektasi, perang terhadap faktor eksternal, vaksin dan lain sebagainya diaplikasikan. Tapi di masa pandemi seperti saat ini, kegagalan konsep Pasteur mengatasi masalah menjadi angin segar bahwa paham Bechamp sebenarnya lebih pas diaplikasikan dalam dunia kesehatan.

Perhatikan Apa Yang Dimakan Serta Minum  

Penelitian lebih lanjut menemukan memperhatikan apa yang dimakan serta diminum membuat upaya tubuh menjaga kondisi homeostatis menjadi sangat termudahkan. Semakin mudah, semakin sedikit upaya tubuh menjaga kondisi itu, kesehatan optimal akan mudah didapatkan. 

Saat PH darah ada di bawah angka 7.36, tubuh akan mengalami situasi yang dinamakan asidosis (acidosis) dan saat berada di atas titik 7.42 dia masuk di titik yang dinamakan alkalosis. Keduanya tidak baik bagi kesehatan. Tapi menurut Bechamp penyebab asidosis dan alkalosis relatif sama, di mana kecenderungan asidosis lebih mudah terjadi. 

Memperhatikan apa yang dimakan serta diminum adalah kunci terbaik menjaga kondisi homeostasis. Fokuskan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman pembentuk basa dalam menu sehari-hari. Karena kesehatan dibangun dari sana. Bila Anda sehat tentunya daya tahan akan sangat terjaga. Tidak mudah penyakit masuk atau terbentuk ke dalam badan. Sekali lagi, perhatikan apa yang Anda makan dan minum sehari-hari.


Jangan Terbawa Budaya Kuliner

Seorang ahli naturopati, cabang keilmuan yang mengandalkan kemampuan tubuh menyembuhkan diri sendiri, Christopher Vasey menuliskan pemikiran dalam bukunya The Acid-Alkaline Diet For Optimum Health, “Budaya kuliner yang mengadopsi tumbuh-tumbuhan, menjauhi protein hewani serta makanan prosesan adalah cara terbaik menjaga kesehatan”. Yang lebih menarik, tren diet sehat sejati seperti Food Combining, Raw Food Diet, Plant Based Diet, dan yang namanya lebih spesifik Alkaline Diet, semua memiliki benang merah serupa, membanjiri tubuh dengan menu makanan-minuman pembentuk alkali. Sejalan bukan?

Sayang sekali tren kuliner yang ada saat ini memang sarat dengan makanan hewani serta prosesan. Mengacu pada pemikiran Bechamp dan Vasey adalah cara termudah merusak kesehatan. Tidak salah pemikiran banyak ahli kesehatan yang memiliki pola pemikiran sama, “asidosis akibat (pola makan) gaya hidup sehari-hari adalah masalah global kesehatan masa kini”.

Hal ini terbukti saat pandemi Covid 19 melanda dunia sekarang. Semua pihak dibuat kelabakan, dan dunia kesehatan yang kita percaya saat ini dibuat kewalahan seakan tidak berdaya untuk mengatasi. Bijaklah menyikapi budaya, terutama tren, kuliner


Comments

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan