Kurang Minum Menurunkan Daya Tahan di Bulan Ramadan?
Adakah pengaruh puasa, apalagi berturut-turut seperti ritual di bulan Ramadan, dan kemampuan daya tahan tubuh seseorang menangkal penyakit? Banyak pihak yang takut bahwa rasa lapar bisa mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga memudahkan penyakit menyerang. Benarkah demikian? Bila dikaitkan kepada rasa lapar, sebenarnya pendapat tersebut kurang pas.
Isu utama bukan pada rasa lapar, tapi rasa haus! Kurangnya cairan tubuh lebih pas bila dikaitkan dengan penurunan pertahanan seseorang. Konsumsi air yang cukup adalah unsur vital penguat daya tahan di bulan Ramadan
Menjaga Daya Tahan
Fungsi terbesar dari sekian ragam guna air bagi tubuh adalah tiang utama terjadinya metabolisme di tubuh manusia. Semua reaksi kimiawi atau proses apapun di tubuh kita mustahil terjadi tanpa ketersediaan cairan yang cukup. Daya tahan tubuh sebagai salah satu produk turunan dari metabolisme juga tidak terhindar dari fakta yang serupa.
Ketersediaan cairan yang baik diperlukan tubuh untuk mampu mensejahterakan kehidupan bakteri dalam usus, serta kelancaran dari beragam produksi enzim. Semuanya menjadi katalisator utama daya tahan manusia. Beragam limbah, hingga masalah yang masuk dalam tubuh seperti: aneka zat buruk yang masuk lewat makanan-minuman, bakteri-virus-parasit yang telah dilumpuhkan, unsur karsinogen penyebab penyakit seperti kanker, aneka racun, semua dikeluarkan dari tubuh dengan menggunakan simpanan air tubuh.Sering kita mengaitkan cairan tubuh hanya dengan aliran darah, namun kita harus mengetahui bahwa pada saat bersamaan fungsi vital kelenjar saluran getah bening juga membutuhkan peran penting air. Di dalam pembuluh getah bening, terdapat agen daya tahan berfungsi aktif seperti globulin gamma. Tanpa kerja saluran getah bening yang prima tubuh kita mejadi seperti lingkungan kotor yang dipenuhi oleh selokan tersumbat di mana-mana. Serta malfungsi dari banyak agen pertahanan. Akibatnya tubuh lama kelamaan akan meninbun masalah dan tentunya penyakit mudah menyerang.
Memelihara Kesehatan Sel Tubuh
Hampir semua dari kita tahu bahwa mendekati 70% tubuh manusia terdiri dari air. Sayangnya kita tidak mengetahui secara nyata di mana aplikasi klaim itu berada? Sehingga kesadaran untuk minum air sesuai kebutuhan sering tidak dirasa menjadi kebutuhan yang mendesak dan harus selalu dipenuhi.
Tubuh terdiri dari triliunan sel. Dan bila diperhatikan secara mikroskopik kita akan tahu bahwa sel-sel tersebut memiliki air sebagai elemen pembangun paling mendasar. Kekurangan air jelas akan mempengaruhi kualitas sel pembangun tubuh manusia. Tanpa air yang cukup, sel-sel tersebut potensial mengalami akumulasi penumpukan limbah dan racun. Akibatnya sel itu akan kehilangan kualitas dan tubuh mengalami serangkaian masalah. Mudah jatuh sakit adalah salah satu bentuk nyata dari manusia dengan kualitas sel buruk.Mereka yang kekurangan cairan tubuh rentan memiliki timbunan sampah sel yang di luar ambang toleransi. Ini bisa tergambar secara fisik dari mulai tampilan seseorang yang nampak lebih tua dari umur seharusnya, kulit mengeriput, kusam dan rusak hingga ke buruknya vitalitas, mudah lelah serta tergantung pada obat-obatan untuk sekedar menjaga kondisi. Puncak terburuknya adalah saat problem sel tersebut berlangsung menahun, akan terjadi kerusakan serta penurunan fungsi organ serta sistem tubuh. Muncul penyakit degeneratif, darah tinggi, gagal ginjal, gagal jantung dan lain hingga kerusakan sel parah itu menjelma menjadi kanker.
Air Dan Hanya Air
Bicara dalam skala waktu pendek seperti bulan Ramadan, kekurangan cairan sering hanya diartikan dengan pemuasan dahaga semata. Jadi saat sahur atau berbuka, fokusnya hanya sekedar menghilangkan rasa haus. Apapun bentuk cairannya diminum begitu saja. Bahkan berubah menjadi minuman favorit seperti teh, sirup, susu, dan bahkan soda, atau malah kopi. Sejatinya minuman itu bukannya berkontiribusi positif mengganti cairan tubuh masuk, yang kurang selama berpuasa 12 jam, malahan memberi efek negatif. Dari mulai menguras cairan tubuh yang ada hingga memberikan masalah berkepanjangan ke sistem cerna.
Semisal segelas teh yang Anda konsumsi akan menguras cairan tubuh berdasar sifat diuretikal yang dimiliki. Bayangkan, selama 12 jam Anda tidak minum, bagitu ada cairan masuk, ia bukannya menambah, malah mengurangi cadangan yang ada. Padahal kita sudah membahas, ketersediaan cairan tubuh yang cukup memainkan peran yang sangat vital bagi daya tahan tubuh seseorang.Beberapa jenis minuman populer juga mengandung unsur yang menganggu kesehatan organ cerna, salah satunya merusak harmoni kehidupan bakteri usus yang amat berperan dalam pertahanan. Doktrin salah kaprah tentang berbuka dengan yang manis juga acap membuat Ramadan kita dipenuhi minuman manis. Padahal lonjakan gula darah mendadak membuat rangkaian proses panjang yang berujung menguras energi tubuh. Ujung-ujungnya, menurunkan daya tahan juga. Jauhi unsur-unsur minuman buruk selama Ramadan. Bila Anda tidak ingin jatuh sakit, terutama disaat sekeliling sedang ada wabah penyakit menyerang.
Agar bulan Ramadan ini bisa kita lalui dengan baik. Pelihara pasokan cairan tubuh. Minum air putih Anda! Minum ekslusif hanya air mineral yang baik. Sukur-sukur Anda punya akses ke produksi air mineral berkualitas. Minum secara berkala, saat sahur, dan saat berbuka hingga menjelang tidur. Minum sedemikian rupa sehingga waktu terbatas di mana kita bisa makan-minum, asupan air yang masuk bisa mencukupi kebutuhan tubuh memelihara fungsinya. Salah satunya adalah menjaga daya tahan agar tetap prima
Comments
Post a Comment