(Lagi) Tentang GERD



Masih seputar masalah GERD. Daripada terjebak pada penjelasan simpang siur dari beragam pihak inkompeten. Lebih baik kita memfokuskan diri mengenal terlebih dahulu secara objektif, apa itu GERD. Sila baca di sini bila belum terlalu paham.

Inti masalah utama GERD ada pada keran pengatur masuk makanan dan keluarnya asam lambung, banyak penderita menjadi frustasi. Menganggap kondisi mereka tidak bisa diatasi. Teknologi untuk memperbaiki keran tersebut memang belum ada yang bisa diandalkan atau bebas resiko secara pasti. Dan biayanya pun tidak murah. Menyikapi ini banyak penderita GERD yang kemudian memilih berdamai dengan penyakit. Ada yang menekuni meditasi, menenangkan diri dengan sering berbagi ke sesama penderita, ada juga yang memilih rutin meminum produk obat penurun asam lambung (antasida). Tapi secara garis besar, tindakan ini tidak memberikan penyembuhan berarti, atau bahkan sekedar kendali yang pasti.

Penderita juga banyak yang tidak melakukan koreksi diri secara objektif. Masih banyak penderita yang memelihara kebiasaan minum kopi dan teh tanpa rasa bersalah. Padahal efek ‘menenangkan’ dari substansi ini ditengarai berperan besar dalam melemahkan fungsi keran LES. Hal ini jadi biang keladi utama kenapa GERD bisa terjadi. Selama masih dipelihara, tentunya akan sulit sekali mendapatkan solusi.


PRODUKSI ASAM LAMBUNG

Di sisi lain GERD suka tidak suka terkait erat dengan jumlah asam lambung yang dikeluarkan oleh tubuh. Hal ini jarang disikapi secara serius oleh penderita bahkan ahli kesehatan sekalipun. Saat semua pihak lebih banyak fokus pada fungsi keran yang rusak, pemahaman tentang seluk beluk produksi asam lambung diabaikan. Lalu banyak juga penderita GERD yang malah fokus pada urusan stres dan pikiran. Sibuklah mereka berandai-andai berpikir positif, melakukan terapi pikiran, meditasi, terjebak dalam istilah mindfulness, healing atau lain sebagainya. Berhasil? Mayoritas tidak. Solusi abstrak jarang memberikan solusi permanen.

Sebenarnya asam lambung tidak pernah diproduksi berlebihan tanpa alasan. Selalu ada penyebab yang membuat mekanisme sistem tubuh memproduksi melebihi batas normal. Dan itu disebabkan, ini yang harus dicamkan, tubuh berupaya menciptakan keseimbangan terhadap apapun yang sedang terjadi. Semua ada pemicunya. Misalnya mereka yang rutin mengkonsumsi protein hewani, tubuh terpaksa memompa asam lambung dalam jumlah ekstra karena pepsin, enzim pemecahnya, menggunakannya sebagai kendaraan. Bila tidak diproduksi banyak, protein yang dikonsumsi tidak tercerna baik dan akibatnya keseimbangan tidak akan tercapai. 

Bila Anda mengkonsumsi segelas susu, kopi, dan teh, lagi-lagi asam lambung diproduksi dalam jumlah ekstra, sebagai antisipasi atas nama penciptaan keseimbangan tersebut. Bahkan dari sisi ilmu kesehatan holistik, makanan dimasak yang tidak mengandung enzim saat masuk dalam tubuh juga ditengarai memancing produksi asam lambung berlebihan, karena makanan demikian dianggap musuh.


SOLUSI KONKRIT

Solusinya?  Apa yang dikonsumsi tepat biasanya memberi efek berantai yang membantu kesehatan secara holistik. Pahami secara mendasar sistem cerna manusia, yang lebih berat ke sisi herbivora. Secara faktual telaah komposisi gigi, kerja sistem dan sifat organ cerna lebih berfungsi baik dengan makanan berbasis tumbuhan dalam bentuk terbaiknya, ketimbang saat bertemu protein hewani serta makanan minuman lain yang diproses berlebihan. Tubuh adalah bagian dari alam semesta, dia berfungsi baik saat hubungannya dengan alam dipelihara juga dengan baik. Terutama dari sisi makanan. Serunya lagi, makanan yang dekat dengan alam biasanya berbentuk sederhana. Kita sudah membahas keseimbangan tubuh dibangun lewat kesederhanaan bukan?

Hal sederhana dari produk tumbuhan segar dari alam bagi tubuh adalah kemudahan cerna serta saratnya limpahan hal berguna yang dibawa.  Tubuh yang banyak mendapat suplai kebutuhan sesuai kapasitas akan berfungsi baik. Dan mampu menjaga keseimbangan serta memperbaiki aneka kesalahan. Salah satunya tata kelola stres. Aneh? Tidak juga! Unsur yang diproduksi tubuh saat banyak mengkonsumsi tumbuhan alami adalah zat pengantar syaraf bernama serotonin. Neurotransmittter ini identik dengan rasa tenang, relaks, santai, serta membuat tubuh lebih jelas mengenali unsur kenikmatan. Bukankah kendali stres otomatis akan menurunkan produksi asam lambung berlebihan?  Solusi konkrit akan memberikan solusi permanen!


Kembali Kepada Hal Fundamental 

1. Makanlah makanan yang sesuai kapasitas sistem cerna

2. Minumlah hanya air putih dengan kualitas baik

3. Jalani hidup sesuai tuntutan, tidak membesarkan masalah, tidak larut dalam kebencian, tidak hanyut dalam kesedihan, tapi juga tidak berlebihan merayakan kegembiraan. 

Bila keseimbangan ini tercipta, hidup berkualitas yang tentunya menghasilkan kesehatan terjaga. Dan tentu saja terbebas dari penyakit semacam GERD yang penyebab utamanya adalah masalah produksi asam lambung.







Comments

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan