Lewat Makanan-Minuman Mengendali Depresi
“Jelasin lagi dong tentang makanan minuman pengendali stres kemarin” Tanya seseorang. “Yang kemarin bahasanya terlalu berat?” Tanya saya balik. “Agak, soalnya mau jelasin ke nyokap yang sedang depresi. Mungkin beliau memerlukan?” Jawabnya. Sebelum ini saya menulis tentang stres, walau serupa tapi kondisi depresi agak berbeda dengan stres. Depresi tidak melulu dipicu stimulan atau rangsangan, dan bisa berlangsung untuk jangka waktu sangat lama.
Ibu adalah sosok penting, dan untuk mereka yang usianya sudah lanjut. Bicara dengan bahasa yang mudah dimengerti tapi tetap santun harus didahulukan. Makanya kali ini saya harus memutar otak untuk menuliskan sesuatu yang lebih mudah dicerna
Mengendalikan Depresi Dengan Makanan
Harus diingat bahwa setiap kali kita makan sesuatu, akan menimbulkan reaksi kimiawi dalam tubuh. Reaksi tersebut bisa macam-macam. Tentu saja ada kaitannya dengan manajemen perasaan dalam diri kita. Ya makanan tidak melulu dikaitkan dengan hal fisik semata. Pertumbuhan otot, penumpukan lemak, dan lain sebagainya. Tapi juga ada kaitannya ke apa yang kita rasakan secara mental dan suasana hati.
Kembali ke isu setiap kita mengkonsumsi makanan tertentu akan memicu reaksi kimia spesifik. Saat bicara depresi, mirip dengan stres, kondisi yang mempengaruhi kita harus membicarakan tentang neurotransmitter (zat pengantar syaraf) yang kerap menjadi isu relevan dalam membahas apa yang dirasakan seseorang.
Mengkonsumsi karbohidrat yang baik, seperti beras merah, hitam, cokelat, sayuran dan buah-buahan segar, akan memicu produksi zat pengantar syarat bernama serotonin. Zat ini identik dengan rasa tenang, nyaman, relaks dan kemampuan untuk mengendalikan diri lebih pasif dalam menghadapi pemicu depresi dan stres. Semua ini tentu harus dikonsumsi dengan benar. Semisal sayuran, untuk mendapatkan manfaat maksimal, usahakan mayoritas dikonsumsi dalam keadaan segar tanpa masak. Juga buah yang harus dikonsumsi dengan keadaan perut kosong, agar tidak mengganggu pencernaan.Karbohidrat lain yang umum dikonsumsi juga bisa memicu serotonin. Tapi kita harus memperhatikan kualitas pembuatan makanan tersebut. Makanan seperti roti, pasta, mie, sereal instan, aneka ragam kue, nasi putih, dan sejenisnya, dibuat dengan menggunakan aneka ragam bahan yang memberikan efek negatif pada sistem cerna atau metabolisme tubuh secara keseluruhan. Jadi rasa tenang yang dihasilkan oleh serotonin disertai dengan efek samping yang merugikan kesehatan.
Mengendalikan Depresi Dengan Minuman
Satu hal yang seringkali dilupakan banyak orang adalah kendali depresi dengan menjaga kecukupan cairan dalam tubuh. Sel-sel tubuh kita sangat memerlukan air yang cukup untuk bisa menjadi sehat. Sekali Anda kekurangan cairan, tubuh akan mengalami kerusakan di level sel, yang akan merembet ke banyak hal, termasuk tata kelola stres.
Sebagai contoh sederhana, Anda bisa melihat pada pola pernafasan orang yang sering ditemui terjadi masalah depresi. Kadang secara kasat mata pun, nafas yang diambil terlihat tidak cukup dalam, terburu-buru, atau terjadi ketidak seimbangan antara yang masuk dan keluar. Penjelasan tentang penyebab masalah ini memang beragam, tapi kita bisa melihat dari sisi signifikan tentang peran otot diafragma yang mengendalikan kembang-kempis paru-paru manusia. Elastisitas otot diafragma yang terpelihara baik akan membuat kerja paru-paru yang baik. Demikian juga sebaliknya. Makin mengeras otot diafragma, pernafasan pun ikut semakin buruk.Dehidrasi, kekurangan cairan tubuh, menjadi salah satu penyebab paling populer berkurangnya kualitas otot diafragma. Sel-sel tubuh kekurangan cairan perlahan-lahan akan rusak. Otot diafragma yang sel-selnya rusak, akan mengalami gangguan dalam fungsi. Akibatnya paru-paru kesulitan memasukkan oksigen. Dan ini bisa menjadi salah satu pemicu depresi.
Minum secara periodik. 8 gelas atau 2.5 liter perhari adalah aturan kecukupan di kondisi yang normal. Pilih air putih yang berkualitas. Saat Anda bekerja keras, ada dalam ruangan panas, ruangan dingin, atau sedang bekerja di kondisi stres tinggi, cairan yang dibutuhkan tubuh lebih banyak. Jadikan air seni sebagai patokan. Bila berwarna, Anda sudah kekurangan cairan. Apapun warnanya! jangan pernah kekurangan minum! Kecuali bila Anda adalah penderita penyakit serius yang memerlukan observasi lebih lanjut, seperti problem ginjal.
Jangan minum menunggu haus. Karena haus adalah momen di mana tubuh sudah putus asa akan kurangnya cairan yang masuk, dan sel-sel tubuh sudah mengalami kerusakan. Dalam jangka panjangnya Anda akan semakin depresi.
Hindari Pemicu Depresi
Pembahasan tentang pemicu stres akibat makanan telah kita lakukan. Semisal protein hewani yang bisa mengaktifkan produksi zat pengantar syaraf, norepinefin. Neurotransmitter ini punya kemampuan meningkatkan rasa awas, gelisah, bahkan agresif pada sebagian orang. Mereka yang sudah menderita depresi harus sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi protein hewani.
Di sisi lain, minuman yang populer juga harus disikapi hati-hati. Anda peminum kopi? Harus lebih memahami, bahwa semakin banyak Anda minum kopi, pada saat bersamaan semakin banyak juga cairan tubuh Anda yang akan terkuras habis. Paparan efek cairan tubuh terkuras sudah kita pahami bukan?
Ada lagi efek stimulan kafein, Kita mengenal hal yang identik dengan kopi ini mampu meningkatkan rasa awas, membuat terjaga. Tapi efek sampingnya bisa berakibat fatal bagi penderita depresi. Rasa gelisah bisa semakin menjadi. Apalagi bila ngopi adalah kebutuhan sehari-hari.Satu lagi minuman yang membudaya dan berefek sama, teh! Minuman satu ini sering disalahkaprahi sebagai minuman yang membawa rasa tenang. Teh memang mengandung L-Theanine suatu unsur yang dapat meningkatkan produksi GABA, sejenis zat kimiawi dalam otak pemicu rasa tenang, meningkatkan mood, hingga mengurangi rasa sakit. Tapi efek samping merusak teh, sebenarnya jauh lebih besar ketimbang faktor penenangnya.
Teh sama seperti kopi, bersifat diuretikal, membuang cairan tubuh.
Pun masih serupa kopi, teh juga mengandung kafein, yang kerjanya kontradiktif dengan penenang L-Theanine, memberikan rasa gelisah dan awas. Konyolnya, teh lebih buruk, karena sifatnya yang ringan, orang relatif mengkonsumi teh lebih banyak ketimbang kopi. Lebih menyedihkan lagi, banyak orang minum teh dibarengi dengan waktu makan. Ini memberi efek samping lebih besar. Teh mengurangi kemampuan tubuh menyerap banyak unsur penting yang dibawa makanan.
Dengan rutin mengkonsumsi makanan minuman tepat, serta menghindari apa-apa yang tidak tepat, penderita depresi sering menemukan dirinya berangsur membaik dan menjauh dari kondisi buruk yang mendera. Dengan pola makan tepat, sering penderita depresi menemukan cara menyikapi yang berbeda. Walau sebenarnya masalah yang dihadapi bisa jadi sama.
Comments
Post a Comment