Jangan Selalu Gantungkan Diri Pada Diagnosa

“Lagi migren nih, mau ke dokter dulu” Kata seorang teman. “Oh ya kenapa?” Tanya saya. “Justru itu, mau tanya ke dokter gimana-gimananya?” Jawab teman saya ini.

    Saya tersenyum sendiri. Penyakit yang memenuhi keseharian seperti migraine itu kaitannya sering pada gaya hidup. Kenapa untuk tindakan awal, harus diagnosa ke dokter untuk mencari tahu kenapa?


Melencengnya Pemahaman Kesehatan

Fenomena seperti ini sebenarnya umum terjadi. Seseorang jatuh sakit lalu untuk mengetahui apa yang terjadi pada dirinya ia pergi ke ahli kesehatan untuk minta diagnosa apa yang sebenanya sedang berlangsung dalam tubuhnya?

Dalam beberapa kasus bisa jadi ini efektif. Tapi sering kita mendengar kebingungan seseorang saat dirinya divonis sebuah penyakit, lalu saat ia mencari opini lain, ternyata vonis tersebut tidak berlaku. Atau seseorang didiagnosa sebuah penyakit, lalu saat penanganan diberikan, tidak ada efek penyembuhan yang terjadi. Ternyata dia salah didiagnosa.

Masalah jamak ini, sebenarnya berangkat dari melencengnya pemahaman dunia kesehatan yang berlaku secara luas. Anda seharusnya mendahulukan aspek perawatan dan pencegahan ketimbang menunggu sakit baru didiagnosa lalu diobati. Sayang sekali ‘kemelencengan’ ini berlaku secara bertingkat di masyarakat, mulai dari orang awam hingga ke ahli kesehatannya sendiri. Hampir semua alpa menempatkan diri dalam level menjaga diri. Tidak berusaha mencari tahu cara terbaik merawat kesehatan apalagi mencegah terjadinya penyakit.


Mawas Diri

Problem utama ketidak tahuan itu melahirkan serentetan masalah. Kebanyakan orang akan bergantung sepenuhnya pada dunia kesehatan konvensional, mereka pasrah diperlakukan seperti apapun. Sehat itu sekedar tidak sakit, atau bahkan sekedar menunggu sakit. Bukan berorientasi pada kualitas kehidupan. 

    Sedihya saat ada yang memiliki kesadaran untuk lepas dari lingkaran setan tersebut, berusaha mandiri menjaga kesehatan, minimnya edukasi yang ada membuat upaya ini tidak mudah dilakukan. Kadang malah cenderung menyesatkan.  

    Semisal saya menemukan kasus teman yang mengasumsi dirinya rajin minum jus sayur, lalu dia mengira bisa sedikit off dari pola hidup sehat, dengan menjaga makan minum serta aktivitasnya. Masalahnya kata ‘sedikit’ itu lama-lama menggerus disiplinnya. Lalu ia jatuh sakit. Jus sayur yang dia ‘sering’ minum itu, ternyata tidak sanggup menyelamatkan dirinya.  Konyolnya waktu di-cross check ulang teman ini tetap menganggap dirinya sudah melakukan hidup sehat.

Contoh kasus lain ada orang yang menganggap pola hidup sehat semacam pintu keluar darurat atau senjata pamungkas bagi setiap masalah kesehatan yang dia miliki. Begitu masalah kesehatannya menghilang, ia kembali ke pola hidup lamanya, makan seenaknya. Sampai ada titik di mana pola makan sehat yang ia jadikan andalan itu tidak sanggup lagi memperbaiki pengrusakan bertubi yang dilakukan terus menerus. 

Dalam kondisi begini, umumnya orang itu berputus asa. Lalu menganggap pola makan sehat itu tidak berguna, karena berujung dia harus pergi ke dokter juga. Dan hal sama berlaku sebalikya, banyak ahli kesehatan menyalahkan pasiennya yang terlambat mendiagnosa penyakitnya dengan “sesegera mungkin pergi ke dokter”. Padahal di sini isu utama adalah kelalaian menjaga kesehatan secara benar. Mawas diri adalah kata kunci


Apa Yang Anda Konsumsi Harian

Hidup sehat itu seharusnya menjadi sebuah rutinitas. Sesuatu yang harus Anda lakukan secara konsisten. Sesuatu yang rutin dilakukan akan direkam oleh tubuh lalu diaplikasikan dalam segala hal yang menyertainya. Bila gaya hidup rutin Anda jauh dari sehat, otomatis tubuh menyikapi keseharian dengan mode sekedar bertahan hidup. Memperbaiki terus apa-apa yang dirusak, menghabiskan cadangan energi yang ada, dan suatu saat tidak sanggup lagi memperbaiki kerusakan yang terjadi. 

Sebaliknya saat kita menjaga apa yang kita makan dan minum, kondisinya akan jauh berbeda. Kesehatan kita relatif mudah dijaga. Lalu kualitas hidup pun terpelihara maksimal. Kenapa? Kita tahu hal yang paling signifkan dalam moda menjalankan kehidupan adalah oksigen dan makanan minuman. Oksigen tersedia melimpah, walau kualitasnya berbeda-beda, tapi ketersediaannya ada di luar kendali kita. Sementara makanan dan minuman berbeda. Dia sangat mungkin menjadi sebuah pilihan. Semakin sering Anda memberikan yang terbaik bagi tubuh -terbaik dalam arti sesuai dengan kebutuhan- semakin sehat dan berkualitas hidup Anda.

Saat kualitas hidup terjaga, Anda akan jarang sekali sakit. Sekalipun satu waktu Anda jatuh sakit, rutinitas yang dijaga akan memudahkan kita mendiagnosa, di mana letak kesalahan kita yang melenceng keluar dari jalur? Begitu ketahuan kita tinggal mengembalikan rutinitas kembali pada trek. Bisa juga dengan mengkompensasi untuk lebih mengkonsentrasikan makanan sehat dan drastis menghilangkan makanan yang tidak dibutuhkan tubuh. 

Diagnosa untuk masalah sehari-hari ada di tangan Anda sendiri. Bukan menggantungkan diri pada pihak luar. Kita hanya memerlukan bantuan luar, di saat-saat darurat atau dibutuhkan. Mawas diri menjaga apa yang kita konsumsi dalam keseharian adalah salah satu elemen kuat untuk bisa memelihara pola hidup seperti ini.







Comments

  1. Dunia kesehatan

    Di bawah kendali who

    Who di bawah pbb

    Pbb milik zionist

    Zionist memang ingin membunuh pasien melalui dokter

    Melalui obat kimia,

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan