Jangan Mendewakan Makan Ikan


Gue baca tulisan-tulisan elu, kayaknya makan protein hewani gak baik ya?” Tanya seorang teman yang sering berlatih yoga bersama. “Begitu deh” Jawab saya. “Bagaimana dengan ikan? Kan proteinnya lain?” Tanya dia lagi. “Memang ikan beda proteinnya” Jawab saya sambil nyengir. “Oh ya, termasuk protein apa jadi?” Dengan penuh antusiasme berharap jawaban pasti “Protein jin” Jawab dengan cengiran makin lebar

"Ah resek lu"


Dianggap Makanan Dewa 

Makan ikan memang baik bila dipandang dari beragam sudut pandang. Semisal pokok bahasannya adalah ketimbang mengkonsumsi protein hewani dari daging merah dan daging unggas, memang ikan memiliki kelebihan. Ada alasan tersendiri di sana.

Misalnya suhu ikan yang ada di bawah suhu manusia, sehingga saat dimakan, lemak daging ikan tidak akan membeku mengentalkan darah. Sehingga problem terkait darah relatif tidak akan terjadi saat kita makan ikan seperti kita makan daging merah atau unggas. Lemak pada ikan juga memiliki EPA (eicosapentaeoinc acid) dan DHA (decosahexaenoic acid) yang digolongkan sebagai lemak baik. Itu semua membantu tubuh menyehatkan diri. Ini salah satu penyebab ikan sering dianggap makanan kelas dewa, makanan menyehatkan.

Hanya saja dalam skala mayor, ikan tetap merupakan bagian dari protein hewani. Yang sejatinya tidak cocok dikonsumsi dalam jumlah banyak oleh manusia. Komposisi konsumsi ikan yang dimakan dengan karbohidrat populer seperti nasi semisal, akan menciptakan suasana lambung yang tidak ideal, karena produksi asam lambung akan menjadi berlebihan. Agar kandungan pepsin yang dibawa asam lambung bisa dipakai untuk mencerna protein ikan. Asam lambung berlebih akan membuat upaya cerna nasi menjadi terganggu. Dan perut menjadi tidak nyaman. 

Ikan sebagai protein hewani juga tidak cocok untuk berlama-lama ada dalam usus manusia. Karena jarak tempuhnya terlalu panjang dan tidak sebanding dengan waktu pembusukan daging ikan sebagai bagian dari protein hewani. Bila ini terus menerus terjadi, kesehatan usus jelas akan terganggu juga.



Sifat Predator Dan Polusi

Resiko lain dari mengkonsumsi ikan, terutama produk laut adalah polusi. Tidak ada satu pun cara untuk bisa mengetahui bahwa ikan yang kita beli dari laut adalah ikan yang ditangkap di laut dalam atau setidaknya laut bebas polusi. 

Laut di beberapa bagian sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka mengandung banyak limbah buangan. Yang bisa terjadi karena kesengajaan atau ketidak sengajaan manusia. Sudah sering ditemukan produk laut mengandung timbal (pb) atau merkuri (hg) dalam kandungan yang bisa menimbulkan masalah kesehatan serius. Itu sebabnya umum kita temui larangan pada wanita hamil untuk mengkonsumsi ikan laut. Karena bisa mempengaruhi kondisi janin yang dikandungnya secara serius.

Orang juga cenderung menyukai mengkonsumsi ikan besar, karena dagingnya yang tersedia lebih banyak. Padahal sejatinya ikan memiliki sifat predator sangat kuat. Ikan besar akan mengkonsumsi ikan lebih kecil, dan demikian seterusnya. Bila isu polusi ada di sini, berarti ikan besar menggandakan dirinya dalam kandungan polusi saat ia memangsa ikan lain yang sudah lebih dulu menyerap polusi dari air laut.

Konsumsi ikan sesekali saja. Ikan air tawar relatif lebih aman. Kalaupun mengkonsumsi ikan air laut, pilih yang ada dalam ukuran sedang atau kecil. Biasakan makan ikan secara utuh, untuk kandungan kalsium dan magnesium yang dimiliki. Dari memiliki pengetahuan proporsional seperti ini lebih mudah kita menjaga kesehatan dengan apa yang kita makan 

 

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan