Banyak Makan Protein Bukan Solusi Diabetes

 “Gue baca tulisan elu kemaren” Sebuah japri-an masuk ke aplikasi komunikasi yang saya miliki. “Iya, semoga berguna” Jawab saya berbasa-basi. “Tapi ada yang nanggung” Protes teman saya ini. “Oh ya? Yang mana?” “Itu yang elu cerita tentang diabetes tapi kok kaitannya ke protein hewani? Informasi di luar pakem yang gue paham tentang diabetes” 

Saya sih berusaha membela diri “Kan tulisan itu temanya bukan tentang diabetes secara komprehensif, jadi gak bisa berpanjang-panjang menjelaskan” “Nah jelaskan dong, itu kan berguna banget buat penderita diabetes”


Tidak Proporsional

Teman saya ini tidak terlalu salah. Sering terkait diabetes, masalah yang mencuat terkait penyebab sangat sumir. Mayoritas menyalahkan faktor genetik, sisanya baru memuncukan pola makan sebagai acuan. Bila pembicaraannya ke sisi genetik semata, agak sulit dibahas lebih lanjut, karena berujung ke kondisi bagaimana seseorang dilahirkan ke dunia? 

Bicara diabetes ya umumnya yang dibicarakan seputar gula, gula, gula dan gula melulu. Yang lebih advance palingan naik ke urusan kalori. Tapi gula dan kalori ya seperti dua sisi uang koin. Gara gara ini mereka yang divonis menderita diabetes sering jatuh dalam lembah kebingungan. 

Semisal paparan fokus masalahnya kalori, mereka segera diberikan jalan keluar untuk 'menimbang' atau menakar berat semua makanan yang dikonsumsi. Seringkali hal ini jatuhnya menjadi pelik luar biasa, semisal mereka adalah pecinta kuliner, yang menganggap makanan sebagai tindakan rekreasional. 

Terbiasa makan kenyang, terpuaskan menu seenaknya, yang penting enak. Mendadak kini harus jadi orang yang luar biasa berhati-hati dalam makan, menimbang makanan, lalu makan jauh sebelum kenyang. Mereka umumnya menjadi bingung serta tersiksa. 

Belum lagi orang-orang yang berbadan kurus, mereka pun acap mengalami kebingungan saat divonis kanker.  “Diet bukannya identik dengan orang gemuk kelebihan kalori?” Ujung-ujungnya yang disalahkan adalah genetik, dan mereka pun kian terbingungkan, dan tidak jarang menjadi marah pada keadaan. Ya kalau sudah genetik mau marah sama siapa? Tuhan? Kan gak mungkin


Proporsi pembahasan seharusnya melihat diabetes sebagai masalah holistik, terkait semua aspek. Mulai dari gaya hidup, penyebab, pencegahan, perawatan, hingga ke penyembuhan. Atau sisi lain yang sebenarnya belum banyak digali tentang diabetes. Bukan melulu terfokus pada penyembuhan, seperti yang sekarang ini umum dilakukan. 

Apalagi terjebak pada salah kaprah populer, “Diabetes adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikendalikan” Kata kendali ini umumnya dialamatkan agar penderita diabetes, menerima kenyataan bahwa seumur hidup mereka harus minum obat. Sebuah tindakan yang tidak menggambarkan realita sesungguhnya di masa depan. 

Minum obat apapun biasanya akan berujung pada masalah kesehatan yang muncul akibat akumulasi penumpukan unsur bersifat menahun. Bila minum obat seumur hidup lalu mengarah pada penderitaan yang bertambah, “Apanya yang bisa dikendalikan kalau begitu?” Ini yang diprotes banyak penderita diabetes kemudian. 


Fungsi Pankreas

Bila bicara diabetes, kita akan mendapatkan definisi “kegagalan insulin, yang diproduksi oleh pankreas, dalam mengendalikan gula darah” sebagai salah satu penjelas paling populer. Ini salah satu penyebab pembicaraan tentang diabetes selalu terkait melulu gula dan kalori belaka. 

Pun ini juga yang membuat langkah mengganti gula atau bahan makanan sehari-hari dengan beragam produk kemasan rendah kalori identik dengan penangangan diabetes. Benarkah?

Mayoritas tidak benar. Terbukti penderita diabetes biasa terjebak dalam siklus, antara kondisi mereka memburuk, terjadi penambahan dosis obat, dan tindakan infasif penyembuhan. 

Ini membuat seseorang yang menderita diabetes biasanya terpuruk dalam keputus asaan, karena terbayang kondisi memburuk dan terus memburuk hingga menjelang menunggu kematian, dengan penuh penderitaan. 

Ada banyak fungsi pankreas sebenarnya, tidak melulu mengeluarkan hormon insulin untuk mengontrol gula darah. Bila kita elaborasi lebih jauh, akan ditemukan banyak sekali fungsi pankreas yang sebenarnya terkait dengan gaya hidup sehari-hari, namun lebih sering luput dibahas terkait diabetes. 

Semisal pankreas memiliki fungsi eksoktrin yang aktif dalam mengontrol berbagai hal vital seperti produksi air liur, keringat, dan sistem cerna. Secara spesifik terkait sistem cerna, pankreas juga menghasilkan enzim, katalis untuk memproses, lemak (lipase), kemotripsin dan tripsin untuk mencerna protein, serta amilase untuk menguraikan karbohidrat

Dari sini kita bisa melihat titik terang bahwa terkait kegagalan pankreas memproduksi insulin yang mumpuni sangat mungkin disebabkan oleh organ tersebut mengalami masalah akibat beragam fungsi yang dibebani dengan gaya hidup buruk. 

Bahwa bila makanan harian Anda tinggi lemak dan protein hewani juga membuat pankreas bekerja terlalu keras. Melakukan itu selama bertahun-tahun, jangan heran bila diabetes Anda berpangkal dari sini. 


Perubahan Gaya Hidup Bisa Menjadi Obat Diabetes

Melihat sisi ini sebenarnya ada titik terang terkait apa yang harus dilakukan saat seseorang divonis diabetes. Mau itu type 1 ataupun type 2, sering kali diabetes ditempatkan sebagai penyakit genetik ketimbang mengkoreksi penyebab dan perilaku gaya hidup (baca pola makan) sehari-hari. Ini yang membuat penanganan penyakit ini menjadi memusingkan dan hanya obat serta operasi yang dijadikan langkah invasif untuk menghadapi. 

Jangan heran bila muncul kalimat tadi yang begitu populer sehingga menjadi semacam pemeo “Diabetes adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikendalikan”

Tapi dengan tahu bahwa ada banyak fungsi pankreas selain melulu terkait produksi insulin, kita mulai bisa memeta-metakan apa yang bisa dilakukan sehari-hari dalam menata apa yang kita makan agar tidak memberatkan kerja pankreas. 

Semisal, karena doktrin berlebihan tentang gula, kita cenderung mencari makanan yang rendah kalori. Akhirnya pilihan tersebut jatuh pada banyak makanan dengan kadar protein tinggi seperti daging-dagingan. 

Atau karena ketakutan tinggi terhadap gula, banyak yang lebih memilih daging-dagingan sebagai makanan walau katakanlah mengandung lemak cukup tinggi. Apa lacur tindakan ini sebenarnya juga memberi beban bagi pankreas, karena tanggung jawab cernanya juga terletak di fungsinya. 


Fungsi Buah Sayur

Sebaliknya dengan memahami secara lebih komprehensif tentang fungsi buah dan sayuran, kita juga akan lebih memahami makanan seperti apa yang relatif memiliki kemampuan membuat tubuh menjadi maksimal memperbaiki dirinya sendiri (self healing) 

Bagaimana cara kita mengkonsumsinya, kapan kita mengkonsumsinya semisal. Kita juga paham bahwa beberapa minuman tertentu seperti kopi dan teh, punya efek yang cukup signifikan dalam mempengaruhi kerja pankreas untuk mengeluarkan insulin karena efek berantai yang ditimbulkan. 

Pemahaman yang lengkap ini, walau mendasar, bisa sangat membantu kita memperbaiki pola hidup sehingga dapat membuat kondisi diabetes pulih perlahan-lahan dan hidup normal seperti sedia kala. 

Pelaku pola makan Food Combining, Plant Based Diet, Alkaline Diet, atau sejenisnya sudah membuktikan hal ini. Hidup mereka, yang dikoreksi kebiasaannya, kadang jadi lebih berkualitas pasca terkena diabetes, ketimbang sebelumnya.


Comments

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan