Masalah Semakin Berat Apa Yang Dimakan Harus Semakin Cermat
“Saya sakit karena stres” “Sakitnya ini karena banyak urusan” “Asam lambung saya kumat soalnya banyak masalah” “Tanggungannya banyak sampe kena kanker” Dan masih banyak lagi keluhan sejenis ini. Pernah mendengar?
Tentunya
Kesehatan Yang Alpa Dijaga
Stres, kondisi tertekan, banyak masalah, kepungan rasa risau acap dianggap sebagai biang keladi penyakit. Kemungkinan ini memang ada. Tapi seringkali hal abstrak ini menjadi kambing hitam yang berlebihan. Kenapa abstrak? Karena seringkali kondisi psikologis ‘tidak bisa terukur jelas’ sebagai penyebab dan cara pencegahannya. Makin tertekan biasanya seseorang makin kalut dan bingung harus melakukan apa?
Sedihnya dalam keadaan tertekan tersebut biasanya substansi yang memberi rasa tenang justru memberi efek merugikan bagi kesehatan. Rokok, kopi, teh, dan alkohol semisal. Semua substansi umum yang dikenal memberi efek tidak baik, justru acap frekuensinya ditambah. Karena biasanya ada sensasi tenang diberikan. Beberapa kebiasaan (buruk terutama) memang memberikan tubuh rasa nyaman dan relaksasi sehingga zat pengantar syaraf tertentu yang identik dengan kondisi ini diproduksi seperti oksitosin, dopamin, serotonin, dan sejenisnya.
Ini salah satu penjelas mengapa saat dalam kondisi tertekan kebiasaan (buruk) yang memancing produksi hormon kenyamanan itu meningkat drastis. Karena efeknya menenangkan. Konyolnya walau menenangkan di sisi lain kebiasaan itu akan memberikan masalah kesehatan. Perokok akan memperbanyak jumlah rokok yang dihisapnya saat masalah menyerang. Bergelas kopi juga ditenggak mereka yang sedang risau, bila pasca minum kopi tubuhnya dirasa tenang sesaat.Mereka yang sedang bermasalah juga sering kehilangan nafsu makan dan makan seadanya. Ini sisi lain yang sering memberi kesehatan menjadi terjauhkan dari mereka yang sedang stres. Di satu sisi mereka paham, tidak makan akan membuat sakit, jadilah mereka makan seadanya. Sering sekali yang dimakan sekedarnya itu membuat penyakit malah hinggap di tubuh mereka. Jadi jangan heran bila kemudian tubuhnya ambruk dan kesehatan memburuk
Tidak terbayang bahwa kebiasaan ini kemudian perlahan tapi pasti membuat rusak kesehatan secara jangka pendek maupun panjang. Siapa yang disalahkan bila demikian? Sayangnya bukan kealpaan dalam menjaga kesehatan, atau si kebiasaan buruk. Tapi si stres, masalah, pembuat risau yang jadi biang keladi bahasan! Lahirlah kalimat penghibur, “Jatuh sakit karena banyak pikiran” Pemuncak masalah.
Bukankah jatuh sakit saat masalah sedang banyak itu seperti juga jatuh tertimpa tangga? Tangga yang sangat berat!
Makin Banyak Masalah Makin Intens Menjaga Kesehatan
Problem psikologi memang tidak dielakkan potensial jadi pemberi masalah kesehatan. Tapi sebagai sebuah masalah abstrak, jalan keluarnya tidak mudah. Katakanlah masalah Anda karena stres berat di lingkungan kerja, bukan solusi sederhana kalau kemudian Anda memutuskan berhenti kerja untuk menghindari pemicu stres. Memangnya jaman sekarang mencari pekerjaan itu mudah? Jiwa Anda tertekan karena keluarga terdekat tertimpa musibah, secara psikologis Anda tidak bisa mencari jalan keluar dengan menjauhi keluarga terdekat tersebut. Masalah abstrak sulit dicarikan jalan keluar secara terukur, bila acuannya melulu pada masalah itu semata.
Tapi sebenarnya ada isu sederhana, konkrit dan terukur saat masalah psikologis menyerang. Mudah dilakukan, jelas serta bisa diperkirakan. Apa itu? Menguatkan disiplin hidup sehat! Menjaga makanan serta minuman lebih cermat. Mudah sekali dilakukan, bila kita paham alasan dan kegunaan.
Hanya saja kesederhanaan ini membutuhkan syarat mutlak “Lakukan dengan benar!” Semisal makan sehat, ya harus dipilih yang sesuai ketentuan. Saya sudah berulang kali menjelaskan semua jenis manusia di dunia basis pencernaannya adalah berbasis vegetarian. Mau sehat? Makanlah makanan yang cocok dengan itu. Minuman terbaik adalah air berbasis mineral dengan kualitas baik. Ingin hidup berkualitas? Penuhi itu sesuai kebutuhan.Makanan berbasis vegetarian yang dimakan benar, dikonsumsi segar kaya enzim dan antioksidan serta mineral akan menjaga regulasi serta fungsi tubuh. Pikiran Anda akan selalu terjaga karena fungsi tubuh terjaga sehat. Pikiran Anda secara psikologis juga tidak akan tertekan, karena makanan berbasis vegetarian akan memicu produksi zat pengantar syaraf bernama serotonin, yang identik dengan rasa nyaman serta relaks. Stres bisa dikendalikan, bahkan produksi asam lambung berlebihan pun bisa ditekan. Karena makanan vegetarian yang dikonsumsi benar punya sifat pembentuk basa yang akan meminimalisasi kebutuhan produksi asam lambung berlebihan. Jangan heran bila ada pelaku makan sehat yang berubah pola makannya saat sedang bermasalah mengatakan “Problemnya masih sama tapi cara tubuh menyikapinya berbeda”
Untuk itu justru hindari dari premis permisif yang umum jadi pemicu kesalahan fatal “Udah sukur bisa makan lagi banyak masalah begini” “Lagi stres makannya harus enak” atau kalimat lain sejenis. Sama dengan peningkatan frekuensi kebiasaan buruk, pemahaman demikian acap jadi pemicu masalah serius kesehatan yang dikaitkan suasana penuh tekanan. Justru logikanya harus dibalik, “Masalah Anda semakin berat? Apa yang dimakan diminum harus dijaga semakin cermat”
Sederhana sekali bukan?
Comments
Post a Comment