(Mayoritas) Penyakit Tidak Diwariskan


Gue baca tulisan elu tentang penyumbatan koroner” Seorang teman memberikan pesan di aplikasi percakapan. Saya menjawab dengan icon tertawa. “Makasih ya, tulisannya cukup menjelaskan. Tapi gue bingung” Sambungnya lagi. “Karena apa?” Tanya saya. “Selama ini di bayangan gue, sakit jantung itu turunan. Karena di keluarga gue banyak banget” Jawabnya. “Lu baca tulisan gue, dan masih percaya kalau itu warisan? Genetik?” Tanya saya lagi “Bingung, selama ini gue dibilanginnya begitu” Jawabnya seakan putus asa. “Ya udah nanti gue tulis sesuatu tentang itu” Hibur saya “Makasih ya”

Saya membalas dengan icon setan tersenyum


Bukan Sakitnya Yang Diwariskan

Lahir dari keluarga ahli kesehatan, masalah penyebab penyakit itu kaitannya ke genetik sudah sering sekali saya dengar. Dari kecil malahan! Dua nenek saya meninggal karena masalah diabetes dan komplikasi, dari kecil saya sudah ‘ditakut-takuti’ bahwa sebagai generasi ketiga secara genetik saya mewarisi potensi penyakit sama, bahkan lebih parah. Sebuah kalimat yang sepintas terlihat ilmiah, tapi sebenarnya sama sekali tidak ada dasar logikanya.

Semakin saya dewasa semakin saya menemukan kelemahan klaim tersebut. Secara genetik ya tidak heran kalau keluarga saya banyak sekali bergelimpangan karena masalah penyakit diabetes dan degeneratif sejenis stroke, liver, dan bahkan kanker, Bukan sel-sel tubuhnya yang mewarisi molekul dengan DNA, peta genetik, penuh penyakit. Tapi mereka semua punya gaya hidup sama yang diwariskan!

Bicara gaya hidup ya jelas saja bicara pola makan. Salah satu rekan ahli kesehatan pernah menyamakan pola makan diwariskan itu kadang ditempatkan secara berlebihan, “Meja makan diperlakukan seperti altar suci yang diwariskan secara turun temurun” Kalau dipikir-pikir pendapat ini ada benarnya juga. Berapa banyak keluarga yang sangat memuja resep warisan turun temurun? Banyak sekali. Apa yang dimakan kakek-neneknya akan dimakan oleh ayah-ibunya, dan kemudian di wariskan ke anaknya, dan lalu ke cucunya. Terus menerus begitu 


Masalah Kesehatan Berbasis Apa Yang Kita Makan

Tidak bisa dipungkiri, secara genetik memang fenomena kelemahan organ tubuh itu ada. Tapi tidak untuk dibesar-besarkan. Bisa jadi Anda terlahir dengan sel-sel pembentuk organ tertentu yang lemah. Bila bahasannya di sisi penyumbatan saluran koroner jantung. Mungkin saja saluran pembuluh darah itu terbentuk dengan kualitas sel yang kurang baik.

Tapi isunya bukan di sana. Kehidupan manusia berlangsung dan diregenerasi berdasarkan apa yang kita makan serta minum. Bila apa yang kita makan baik, sel-sel yang mudah rusak bisa jadi berubah total sifatnya. Lambat laun mereka akan membaik dan terbentuk sehat. Selama pola hidup baik itu dipelihara. Semisal itu terjadi di pembuluh darah koroner Anda, ya alasan untuk kolesterol jahat melapisi dinding dan kemudian menyumbat di sana, menjadi hilang. 

Bila Anda dibesarkan oleh keluarga yang mendewakan makan sehat seperti bahan makanan kaya antioksidan semisal. Sel-sel tubuh Anda akan mudah sekali terpelihara dengan baik. Kelemahan genetik yang seharusnya potensial mempengaruhi ‘pemburukan’ tubuh akan kehilangan alasan untuk muncul. 

Sebaliknya, bila gaya hidup Anda dipenuhi oleh makanan buruk perusak sel-sel tubuh. Jangankan Anda yang lahir dengan kelemahan genetik. Tubuh yang kuat dan tidak bermasalah sekalipun pelan-pelan akan rusak dan ambruk. Konyolnya, yang disalahkan selalu pada faktor eksternal. Salah satunya genetik ini. Sejatinya banyak sekali manusia yang tidak mau disalahkan terhadap masalah apa pun yang menyertai dirinya. 


Tidak Dibudayakan Makan Sehat

Kelemahan lain yang menguatkan budaya pendapat bahwa penyakit itu basisnya warisan atau genetik adalah lemahnya pendidikan makan sehat di beragam sektor kehidupan. Di rumah, di sekolah, di lingkungan kerja, bahkan hingga di rumah sakit sekalipun. Pengetahuan tentang makan sehat sangat minim diaplikasikan. 

Berapa banyak keluarga yang membiasakan menu sayuran segar ada dalam menu makan yang memenuhi meja setiap hari? Bisa jadi tidak banyak. Saya sudah sering melihat seorang anak minta dibuang sayuran yang ada dalam menu yang dia pesan di restauran. Pun saya sudah kenyang menerima keluhan seorang anak yang gampang sakit, hanya untuk mengetahui bahwa orang tuanya membesarkan anak dengan makana minuman instan yang diklaim sehat oleh produsennya. 

Kebiasaan keluarga yang suka menyimpan resep warisan makanan enak membuat masalah ini kian parah dari hari ke hari. Konyolnya saat penyakit seperti gagal jantung menyerang di satu waktu, masalah genetik yang dikedepankan. Bukan pola makan yang jadi kebiasaan turun temurun. Menyalahkan sesuatu, sejatinya memang paling mudah. Bahkan genetik yang diciptakan Tuhan sekalipun


Comments

Popular posts from this blog

Tentang Ibu Saya & Kanker Paru-parunya

Salah Diet Ngakunya Healing Crisis

Jatuh Sakit Karena Apa Yang Kita Lakukan