Sakit Karena Apa Yang Kita Makan
Tapi ada satu hal yang beliau sedikit alpa sampaikan dan sebenarnya tidak kalah pentingnya, perawatan kesehatan. Sisi ini aslinya lebih krusial dan lebih vital terkait kemampuan manusia menghadapi kehidupan dan lingkungan sekitar.
Dengan kata lain kemampuan tubuh menghadang ancaman luar seperti jasad-jasad renik tersebut tadi.
Daya Tahan Tubuh Luar Biasa Tangguh
Saya sudah sangat sering menyinggung, sejatinya manusia memiliki sistem pertahanan tubuh yang luar biasa kuat. Bahkan canggih! Saat Anda membahas sistem pertahanan rumit sebuah negara adikuasa yang terkonsentrasi pada teknologi canggih, penguasaan data lawan, persenjataan yang terintegrasi pada satu komando, hingga banyak hal bisa dikerjakan hanya dengan menekan sebuah tombol sekalipun, sebenarnya tubuh Anda sudah memiliki hal demikian.
Saat jasad renik mencurigakan memasuki tubuh Anda, sistem pertahanan langsung siaga. Pertama tubuh akan menyiapkan ‘medan perang’ yang ideal bagi pasukannya.Jika itu sudah terjadi pasukan baru datang untuk ‘memangsa’ lawan yang sudah lumpuh. Dibungkus dengan lendir, lalu siap dibuang keluar jauh-jauh. Proses ini bisa memakan waktu 4-5 hari hingga 1-2 minggu, bergantung kondisi daya tahan serta kekuatan ‘musuh’ yang masuk ke dalam.
Tapi dari sini kita bisa menilai sesungguhnya betapa canggih dan tangguh sistem pertahanan tubuh
Daya Tahan Lemah Terhadap Pengkhianatan
Tapi semua proses itu membutuhkan kondisi tubuh yang prima serta sistem yang terpelihara baik. Bila tidak, tentu malfungsi bisa terjadi di sana-sini. Dan saat malfungsi terjadi, tubuh rentan lemah diserang oleh beragam masalah lalu menjadi penyakit.
Mengapa bisa malfungsi? Umumnya karena sabotase yang dilakukan oleh pemilik tubuh sendiri. Mulai dari makan minum sembarangan, istirahat yang tidak teratur, kemalasan dalam bergerak, hingga, dalam skala lebih kecil, dirongrong oleh gangguan psikologis terus menerus. Daya tahan tubuh boleh jadi tangguh, tapi dia lemah dalam menghadapi sabotase atau pengkhiantan dari dalam.
Yang paling umum menjadi masalah adalah makanan. Sistem pertahanan tidak berdaya saat musuh masuk dari makanan yang secara ‘suka rela’ disantap pemilik tubuh.Belum lagi bicara sabotase di sisi konsumsi obat berlebihan yang melemahkan sistem pertahanan tubuh. Semisal, medan perang sempurna bagi pertahanan tubuh adalah saat suhu tubuh ‘dibuat’ menjadi demam 38 – 40˚ celcius.
Tapi karena alasan kepraktisan atau edukasi salah kaprah, saat suhu tubuh meninggi, segera diminum obat anti demam yang berkhasiat menurunkan suhu. Medan perang ideal bagi sistem pertahanan tubuh dirusak oleh tindakan pengobatan yang berlebihan.
Kita Dilemahkan Kebiasaan Makan
Sky, anak saya, sendiri pernah diserang sakit akibat virus yang sedang mewabah di awal tulisan ini. Tapi saya tahu persis tersangka utama, bukan karena keaktifannya dalam melakukan banyak hal hingga terpapar oleh sang virus.
Gara-gara utamanya adalah kelalaian saya dalam menjaga pasokan makannya. Saat bayi, ia hanya mengenal ASI, kemudian buah dan sayuran segar yang dimakan dengan beragam cara. Daya tahan tubuh terpuji dan sangat tangguh dalam fase ini. Kemudian saya mendapatkan kiriman satu paket daging ikan segar, yang terkenal mahal, dari satu daerah di Indonesia.
Saya terpikir untuk memberikan santapan protein hewani pertama bagi Sky dengan produk spesial ini. Lalu ikan tersebut saya panggang dengan cermat sebelum diberikan pada Sky. Ia makan dengan lahap produk yang baru dikenalnya ini. Maklum sensasi baru bagi lidahnya.
Apa lacur, tidak lama kemudian ia diare, dari mulai yang lunak, cair, hingga berupa cairan belaka.Puji Tuhan, dalam waktu 4-5 hari masalah serangan virus itu mereda. Bobot tubuhnya memang susut cukup banyak. Tapi Sky pulih dan aktif seperti sedia kala dengan kecepatan yang mengagumkan.
Serunya lagi, itu dilakukan dengan perawatan rumah serta tanpa mengkonsumsi obat apapun. Kebetulan dokter anaknya juga mendukung gerakan rasionalisasi untuk medikasi, jadi memberikan obat adalah hal terakhir yang dia sarankan.
Semoga dari tulisan ini kita bisa memahami, bila Anda merasa memiliki vitalitas yang buruk, energi tubuh fluktuatif, mudah lemah, dan gampang sekali tertular penyakit, atau bahkan telah memiliki peyakit parah.
Cobalah mengkoreksi pola makan Anda. Karena daya tahan dan kemampuan penyembuhan mandiri tubuh paling mudah dirusak oleh kebiasaan makan sehari-hari.
Comments
Post a Comment